Sunday, September 24, 2006

Di Balik Misteri Sari Buah Merah

Kekayaan Biodiversitas alam Indonesia memang sangat beragam dan terdapat di berbagai daerah. Pulau Papua yang cukup terpencil letaknya secara geografis dari pusat ibukota negara, ternyata menyimpan misteri tersendiri dalam tumbuhan yang satu ini.

Sejak tahun 2004 nama Buah Merah begitu mencuat hingga ke pusat ibukota negara ini, sehingga banyak orang yang kemudian mencari-cari buah yang kabarnya memiliki khasiat untuk pengobatan beberapa penyakit. Buah Merah yang nama latinnya disebut A Pandanus Conoideus Lam, merupakan tanaman khas spesifik atau endemik yang tumbuh di Papua dan sebagian kepulauan Maluku. Tanaman ini termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan tinggi 16 cm serta tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 meter yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah.

Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah.
Sementara buah merah itu sendiri memiliki panjang buah 55 cm dengan diameter 10 hingga 15 cm dengan bobot 2 hingga 3 kilogram. Warnanya saat matang berwarna merah maron terang. Lalu khasiat apa yang dapat diberikan buah ini ?

Menurut hasil analisa yang dilakukan oleh pihak Institut Pertanian Bogor (IPB) maupun oleh Drs I Made Budi M.S ahli gizi dan dosen Universitas Cenderawasih, kedua hasil penelitian terhadap kandungan gizinya, ternyata dalam ujud sari buah merah itu banyak mengandung antioksidan dengan kandungan rata-rata, Karoten ( 12.000 ppm), Betakaroten ( 700 ppm) dan Tokoferol (11.000 ppm).

Selain itu, buah asal daratan Papua ini memiliki beberapa zat lain yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh manusia, antara lain terdapat adanya kandungan asam oleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.

Belum lagi Betakaroten yang dikandungnya, dengan adanya Betakaroten dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri, dengan zat ini aliran dari dan ke jantung dan otak akan berlangsung tanpa adanya sumbatan.

Sementara interaksinya dengan protein itu sendiri akan mampu meningkatkan produksi antibodi. Bahkan dari suatu kutipan studi membuktikan dengan mengkonsumsi betakaroten 30 hingga 60 mg per hari selama dua bulan akan membuat tubuh memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit.

Dengan bertambahnya sel-sel alami itu akan menekan kehadiran sel-sel kanker, karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen peyebab kanker. Dalam beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan sari buah merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yang amat tinggi dalam upaya pengobatan terhadap penyakit antra lain tumor otak, tumor kandungan, tumor payudara, kanker hati bahkan untuk penyakit HIV/AIDS, termasuk penyakit degenratif seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung koroner.

Kini sari buah itu telah mampu dikonsumsi salah satunya dalam bentuk softcapsules dengan merek Rediss Papua. Tiap botol sari buah merah yang pengolahannya dilakukan di Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor ini dalam satu botol berisikan 60 softcapsules.

Agar tidak terkecoh dengan produk yang palsu, diharapkan konsumen dapat menguji sendiri produk sari buah merah ini dengan menggunakan kertas lakmus yang banyak dibeli di toko buku. Setelah kertas lakmus ditetesi minyak buah merah selama beberapa menit, akan terlihat yang asli akan berwarna merah, sementara bila sari buah merah itu tidak asli yang muncul pada kertas adalah warna kekuning-kuningan.

No comments:

Post a Comment